Cari Blog Ini

Selasa, 30 November 2010

"AKU SAYANG IBU"


Emhhh…. Perasaan berubah jadi mellow gini, gk sengaja liat postingn blog tentang ibu, jadi teringat sama ibu,astagfirullah gk terasa hampir 3 bulan ini gk merasakan belayan tangan keriput ibu, hanya suaranya yang dapat ku dengar, itu pun hanya dari ujung telepone selularku,.
Sedikit cerita yang mungkin tak layak diceritakan, tapi mudah-mudahan dapat di ambil hikmah untuk kita bersama, kejadian ini terjadi waktu aku duduk di kelas 3smp, waktu dimana hanya emosi yang lebih menguasai hati, sebuah pertengkaran yang tak semestinya terjadi antara aku dan ibu, dengan amarah yang menutup jalan pikiranku aku pergi meningalkan rumah tanpa membawa sepeser uang pun di saku. Hanya baju seragam yang memang belum sempat ku ganti saat itu.
Aku tak tau harus kemana, dalam perjalanan hanya rasa benci dan kecewa terhadap ibu yg mengiringi langkah kakiku, tak jauh dari tempatku berdiri terdengar suara sayup memangil, ternyata berasal dari seorang ibu yang kebetulan kenal dengan ibuku, dan ternyata beliau ibu dari sahabat ku di sekolah, “kenapa jam segini belum pulang, ko masih pakai baju seragam, melihatku terdiam beliaupun mengajak aku masuk ke rumahnya, “cerita yah sama ibu… mungkin beliau memperhatikan raut wajahku yang tampak begitu sedih waktu itu, dengan mata yang berlinang akupun menceritakan semua yang sedang aku alami, ditengah percakapan, beliau mengusap air mata yang tak sengaja mengalir dari pipiku seraya berkata “ ywdh.. ibu ngerti, sekarang kamu makan dulu yah sebentar ibu ada mie instant, gk apa2 kan makan mie, soalnya ibu belum masak untuk makan malam.
“orang yang baru ku kenal saja bisa sangat begitu perhatian padaku, medengarkan keluh kesahku, memahami isi hatiku dan rela memasakan mie untuk orang yang baru dikenalnya, tpi kenapa ibuku sendiri malah membiarkan aku pergi, tak bisa mengerti apa inginku, tak mau mengalah dan mengerti apa inginku.
Sambil menyajikan semangkuk mie beliau pun berkata, aku juga seorang ibu sama seperti ibumu, sebagai seorang ibu kami mengerti apa yang anak kami butuhkan walau kadang memang butuh waktu untuk mewujudkannya, sekarang coba kamu renungkan, aku hanya memasakan semangkuk mie instan untuk mu, tapi sadar gk selama ini ibu kamu sendiri setiap hari memasakan berbagai macam makanan untuk kamu, mencuci baju kamu, merawat kamu sewaktu sakit, membelamu dikala ayah marah sama kamu, selalu ada disampingmu dan membimbingmu jadi anak yang baik, semua itu dilakukan sejak kamu lahir hingga sekarang, apa tidak terlalu kejam kamu membandingkan kebaikan ibu mu dengan aku yang cuma memberikan semangkuk mie instan…???
Aku tercengang mendengar perkataan beliau “Mengapa aku tidak berpikir tentag hal tersebut? Utk semangkuk mie instan dari orang yg baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya dan berani meninggalkan nya”
Anak macam apa aku ini..?? tak sempat menghabisakan mie nya, aku langsung pamit dan bergegas untuk kembali k rumah, hari memang mulai gelap saat itu, ketika sampai dirumah ternyata ibu sedang berdiri di teras depan, dengan menatapku cemas dan air mata yang berlinang ia memangilku “kamu dari mana..?? udah selesai ngambek nya..?? sambil memperlihatkan senyum, maafin ibu yah,”ucapan yang selayaknya terlontar dari mulutku”, cepat masuk ibu udah siapin air hangat untuk kamu mandi, dan di dapur udah ibu siapin nasi goreng kesukaan kamu yang sengaja ibu bikin untuk kamu.
Ku rangkul tubuh ibuku yang mulai rentan “ ibu.. maafin aku, AKU SAYANG IBU, tak ada kata2 lain yang bisa ku ucapkan saat itu karena rasa haru seolah membungkam mulutku, hanya air mata yang tak bisa ku tahan mengalir membasahi bahu kanan ibuku,.
Itu pertama kali aku mengucapkan AKU SAYANG IBU, dan memahami apa arti dari kata2 itu,.
20mnit sebelum cerita ini aku posting, aku telpon ibu, suaranya masih saja cerewet, meski terdengar lemah karna usia yang semakin menua. IBU.. DEV SAYANG IBU semoga waktu masih menjadi milik kita.
Ijinkan aku mencium punggung tanganmu, kerut dahimu.
Dan membelai lembut rambut putihmu.

SALAM HANGAT DARI ANAKMU YANG TIDAK BERBAKTI INI